(obatherbaljantungkoroner.web.id) |
Alhamdulillah saya selaku penulis masih diberi rezeki berupa kesehatan oleh Allah swt sehingga sampai detik ini masih bisa menyapa para sahabat blogger sekalian. Sebelum membaca artikel ini, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa saya bukanlah seorang dokter, perawat, atau ahli medis lainnya, melainkan hanya seorang penulis blog yang ingin membagi pengalamannya melalui blog ini.
Oke langsung saja, cerita tentang pengalaman ini berawal sekitar lebih dari setahun lalu (terhitung dari saat artikel ini diterbitkan). Saat itu saya merasakan ada yang berbeda dengan dada kiri saya. Kadang terasa nyeri di suatu titik yang luas yang berada beberapa centimeter di bawah ketiak. Kadang juga merasa tidak enak (seperti tertekan) di dada kiri agak ke tengah. Namun kedua rasa itu tidak pernah muncul bersamaan. Oh iya, kadang rasa tidak nyaman tadi juga dapat muncul disuatu titik hingga tembus ke punggung. Awalnya karena intensitasnya jarang dan durasinya sangat pendek, saya tidak seberapa memperdulikannya, hanya berusaha sebisa mungkin hidup sehat dan mengolahragakan tubuh.
Namun beberapa minggu lalu, intensitas kemunculannya menjadi sering. Tak peduli saat tubuh ini dalam kondisi aktivitas maupun saat kondisi istirahat. Lama-kelamaan saya menjadi agak khawatir juga, karena biasanya rasa nyeri, tertekan, dsb di area dada sebelah kiri itu dikaitkan dengan gejala penyakit jantung. Kita tentu tahu jika jantung merupakan organ yang vital bagi kehidupan manusia.
Tepatnya dua hari lalu (senin siang), saat sedang mengendarai motor untuk pulang ke rumah, rasa nyeri di dada kiri dekat dengan ketiak bawah itu muncul kembali. Bedanya kali ini adalah durasinya lebih lama, mungkin sekitar kurang lebih 4 detik. Sesampai di rumah saya coba istirahatkan tubuh saya dengan duduk rileks dan meminum segelas air putih. Tapi lagi-lagi rasa nyeri di tempat dan dengan durasi yang hampir sama muncul kembali. Kejadian itu terulang hingga beberapa kali. Oh iya, rasa nyerinya juga muncul saat saya menggerakkan rongga dada untuk menghirup dan membuang nafas. Terus terang saya sempat merasa agak panik dan kepikiran saat itu.
Saya mencoba tetap tenang. Akhirnya, siang hari menjelang sore di hari tersebut, saya memutuskan untuk memeriksakannya ke dokter. Yah pikir saya supaya bisa segera mendapat penanganan dan biar tahu penyebabnya supaya saya ngga kepikiran terus. Saya memeriksakannya di RSA Universitas Brawijaya. Sesampainya di ruang dokter segera saya sampaikan keluhannya. Dokter juga sempat mengukur tekanan darah saya. Oleh dokter saya disarankan untuk melakukan test EKG (Elektrokardiogram) dan cek darah lengkap. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui penyebab timbulnya rasa nyeri. Selain itu dokter juga berkata kalau rasa nyeri itu bisa saja disebabkan karena asam lambung, mengingat saya memamng punya riwayat sakit mag atau juga bisa disebabkan adanya gangguan jantung.
Karena hari sudah hampir sore dan lab untuk cek darah sudah tutup, akhirnya hari itu saya hanya bisa melakukan test EKG. Awalnya saya tidak tahu seperti apa test EKG ini. Test ini memerikasa jantung melalui rekaman aktivitas elektrik jantung. Di ruangan itu kita bakal disuruh melepai segala aksesoris yang berbau logam. Kemudian akan ditempeli dengan alat seperti kabel di beberapa bagian seperti tangan, kaki, dan dada. Tenang, kabelnya ngga nyetrum kok, jadi test ini tidak menyakitkan, hanya terasa geli saat ditempeli kabel. Output dari test ini adalah printout seperti grafik. Karena bukan dokter, sampai sekarang saya pun ngga tahu apa arti dan cara membacanya. Besok paginya saya melakukan cek darah yang hasilnya seharusnya bisa diambil pada sore harinya. Namun karena suatu hal, hasil dari cek darah itu baru bisa diambil besok paginya lagi.
Pada hari Rabu paginya, keluarlah hasil cek darah tersebut berikut hasil test EKG dua hari sebelumnya. Kedua hasil tersebut saya diskusikan kembali dengan dokter. Setelah membaca kedua hasil tersebut, dokter menyatakan semuanya normal. Artinya tidak ada masalah dengan jantung saya. Lega rasanya saat itu. Lalu dokter kembali memeriksa tekanan darah saya dan juga memeriksa lambung dengan stetoskop dan menekan-nekannya dengan tangan. Ternyata memang benar, sakit lambung saya yang sedang kambuh, bukan jantung saya yang ada masalah. Rasa nyeri tersebut karena asam lambung berlebih yang naik hingga keatas. Dokter juga mengatakan jika penyakit lambung dapat kambuh sewaktu-waktu bukan hanya disebabkan oleh pola makan namun juga dapat disebabkan oleh stressor.
Begitulah pengalaman yang dapat saya ceritakan pada kesempatan kali ini. Saran saya, jika ada dari sahabat blogger yang mengalami nyeri di dada sebelah kiri sebaiknya tetaplah tenang dan segeralah periksakan ke dokter. Jika panik, itu malah memperburuk kondisi tubuh kita. Seperti yang saya baca dari hasil googling, nyeri dada kiri belum tentu merupakan gejala penyakit jantung, melainkan dapat disebabkan oleh penyebab lain seperti asam lambung, masalah otot, masalah tulang, perasaan saat sedang cemas, dan lain-lain. Oleh karenanya kita harus kenali ciri masing-masing nyeri dada. Dan untuk menjaga kesehatan jantung, kita dapat melakukan hal-hal seperti olahraga rutin, pola makan sehat, menghindari rokok, serta yang sangat penting adalah senantiasa memohon kesehatan pada Allah swt. Sekian. Semoga bermafaat..
EmoticonEmoticon