Sewaktu tinggal di Daejeon, Korea Selatan, saya dan suami suka sekali mampir ke gerai roti terkenal di sana. Nama gerainya Paris Baguette (PB). Rotinya empuk dan tidak ada aroma asam dari yeast (ragi roti). Kami berusaha memilih varian roti yang 'aman' (baca : halal, tanpa bahan hewani). Sampai beberapa minggu yang lalu, setelah kami kembali ke Indonesia, saya membaca posting group halal Korea di Facebook bahwa roti produksi PB tidak lagi halal dikonsumsi. Hmm... sedikit merasa lega, karena info tersebut baru dirilis setelah kami pulang. Selama ini kami berhati-hati pada makanan. Dan berpikir, kalau tidak ada larangan berarti produk itu 'aman'.
Selain itu, PB juga menjadi sponsor serial drama di salah satu stasiun TV Korea. Pecinta drama Korea pasti tahu deh! Drama tersebut bercerita tentang empat orang yang merintis usaha bakery setelah bebas dari tahanan penjara wanita. Dalam perjalanannya mereka harus bersaing dengan pabrik roti besar yang sudah ada sejak lama. Tentu saja dibumbui dengan romansa, cerita keluarga dan persahabatan. Walaupun ceritanya tentang bakery profesional namun saya tertarik dengan teknik membuat roti manual yang diceritakan di serial tersebut. Point yang saya suka adalah, menggunakan sedikit yeast dan memperpanjang waktu fermentasi.
Setelah kembali ke tanah air, pasti beres-beres rumah jadi tugas yang diprioritaskan. Belum sempat bikin roti sendiri, jadinya beli. Dan suami protes, karena roti yang dibeli itu ga sesuai seleranya. Aromanya asam, ga empuk malah lembek, terlalu manis dan bla..bla..bla. Saking seringnya makan roti, suami saya sampe ngerti detil roti yang enak ya?! Akhirnya bikin roti deh saya!
Selain itu, PB juga menjadi sponsor serial drama di salah satu stasiun TV Korea. Pecinta drama Korea pasti tahu deh! Drama tersebut bercerita tentang empat orang yang merintis usaha bakery setelah bebas dari tahanan penjara wanita. Dalam perjalanannya mereka harus bersaing dengan pabrik roti besar yang sudah ada sejak lama. Tentu saja dibumbui dengan romansa, cerita keluarga dan persahabatan. Walaupun ceritanya tentang bakery profesional namun saya tertarik dengan teknik membuat roti manual yang diceritakan di serial tersebut. Point yang saya suka adalah, menggunakan sedikit yeast dan memperpanjang waktu fermentasi.
Setelah kembali ke tanah air, pasti beres-beres rumah jadi tugas yang diprioritaskan. Belum sempat bikin roti sendiri, jadinya beli. Dan suami protes, karena roti yang dibeli itu ga sesuai seleranya. Aromanya asam, ga empuk malah lembek, terlalu manis dan bla..bla..bla. Saking seringnya makan roti, suami saya sampe ngerti detil roti yang enak ya?! Akhirnya bikin roti deh saya!
EmoticonEmoticon